Ada yang tanya kenapa bio saya di profil instagram 'ajaib' dan random banget.
Alasannya, pertama saya dulu suka nyinyir sama orang yang bio twitter sama instagramnya ala CV hahaha... nggak penting banget ya nyinyirnya? Mungkin kenyinyiran saya itu karenasaya iri. Saya nggak punya prestasi mentereng yang bisa ditulis buat bio twitter atau bio instagram. Kedua, saya ndak bisa mendeskripsikan diri sendiri pakai kata-kata bagus. Bukan, bukan karena kepercayaan diri rendah tapi memang karena nggak menemukan kata-kata yang tepat.
Akhirnya saya memilih mengasosiasikan diri dengan dua hal yang jadi guilty pleasure dan kata orang-orang sekitar saya, kegemaran saya sama dua hal ini mulai nggak sehat.
Dua hal itu: girl group (girlband) dan Indomie.
Saya suka mendengarkan lagu, nonton video-video girlband mau itu Korea Selatan (Khususnya Red Velvet, Blackpink, GFriend, Oh My Girl), Jepang (cuma suka E-Girls sama Flower sih), bahkan yang jadul kayak All Saints, Spice Girls, M2M, B*Witched. Kenapa? Ya suka aja sih, soalnya saya lebih bisa connect sama girlband daripada boyband. Boyband yang saya suka bisa dihitung pakai jari, kalau girlband tak terhingga.
Saya suka girlben-girlbenan mungkin sejak sekitar tahun 2012-2013an. Masa-masa perjuangan menyelesaikan skripsi. Saya butuh hiburan yang bisa bikin pikiran saya segar kembali dan nggak membosankan. Jawabannya adalah girlband. Awalnya video SNSD, terus F(x), terus Red Velvet di tahun 2014-2015. Secara audio visual memang menghibur sekali. Lagu-lagunya catchy dan gampang diingat, suaranya bening, koreografinya menarik dan asyik diikuti, video musiknya warna-warni bikin mata segar.
Masalahnya kegemaran saya akan girlben-girlbenan ini mengundang hujatan dari berbagai pihak.
Ada yang bilang "kamu ngapain sih dengerin girlband? Emang bisa nyanyi?" Duh... padahal juga belum denger lagunya ya mbak, mas.
Yaudah sih, kalau nggak suka ya nggak usah nonton, nggak usah pakai nyinyir.
Nanti kayak saya lho, dulu suka nyinyirin kepop sekarang jadi hobi nonton video kepop.
Iya.
-____-
Lalu Indomie... kenapa? Saya suka makan Indomie, siapa sih orang Indonesia yang nggak suka Indomie? Bisa dibilang Indomie adalah Nation's Instant Noodle, mie instan nasional. Indomie adalah produk dalam negeri yang sudah memiliki nama besar di kancah internasional.
Kalau ada pilihan makanan pokok kedua, pasti saya milih Indomie. Karena Indomie adalah pilihan utama kala perut lapar dan malas memasak atau mencari lauk dan menanak nasi. Saat flu, pilek melanda... obat paling manjur adalah Indomie rebus cabenya lima.
Orang-orang sekitar saya sudah memperingatkan buat mengurangi Indomie dan mulai banyak makan makanan sehat. Paling nggak Indomienya seminggu sekali lah.
Masalahnya, biar kata orang ‘nggak sehat’, keduanya adalah hal-hal yang paling bikin saya bahagia saat ini.
Makanya, sebagai penghormatan saya menggunakan keduanya untuk mendeskripsikan diri saya di bio instagram: Girl Group Trash dan Indomie Connoisseur.
Girl Group Trash adalah bahasa slang internet. 'Trash' artinya secara literal sampah, digunakan orang-orang yang memang sudah maniak banget sama sesuatu entah itu hobi, komik, artis, grup band, serial TV... pokoknya maniak banget sampai jadi sampah hahaha.
Sementara Indomie Connoisseur artinya ahli kuliner yang punya kekhususan dalam hal Indomie, ya kayak saya ini, karena saking hobinya makan Indomie, mungkin saya sudah cocok jadi connoisseur Indomie. Setaraf William Wongso kali ya. Selain itu saya memakai istilah connoisseur supaya terasa sangat pretensius HAHA.
Begitulah...
Demikian buat rekan-rekan sekalian yang mempertanyakan bio instagram saya, semoga dapat menjawab rasa penasaran anda semua.
Alasannya, pertama saya dulu suka nyinyir sama orang yang bio twitter sama instagramnya ala CV hahaha... nggak penting banget ya nyinyirnya? Mungkin kenyinyiran saya itu karenasaya iri. Saya nggak punya prestasi mentereng yang bisa ditulis buat bio twitter atau bio instagram. Kedua, saya ndak bisa mendeskripsikan diri sendiri pakai kata-kata bagus. Bukan, bukan karena kepercayaan diri rendah tapi memang karena nggak menemukan kata-kata yang tepat.
Akhirnya saya memilih mengasosiasikan diri dengan dua hal yang jadi guilty pleasure dan kata orang-orang sekitar saya, kegemaran saya sama dua hal ini mulai nggak sehat.
Dua hal itu: girl group (girlband) dan Indomie.
Saya suka mendengarkan lagu, nonton video-video girlband mau itu Korea Selatan (Khususnya Red Velvet, Blackpink, GFriend, Oh My Girl), Jepang (cuma suka E-Girls sama Flower sih), bahkan yang jadul kayak All Saints, Spice Girls, M2M, B*Witched. Kenapa? Ya suka aja sih, soalnya saya lebih bisa connect sama girlband daripada boyband. Boyband yang saya suka bisa dihitung pakai jari, kalau girlband tak terhingga.
Saya suka girlben-girlbenan mungkin sejak sekitar tahun 2012-2013an. Masa-masa perjuangan menyelesaikan skripsi. Saya butuh hiburan yang bisa bikin pikiran saya segar kembali dan nggak membosankan. Jawabannya adalah girlband. Awalnya video SNSD, terus F(x), terus Red Velvet di tahun 2014-2015. Secara audio visual memang menghibur sekali. Lagu-lagunya catchy dan gampang diingat, suaranya bening, koreografinya menarik dan asyik diikuti, video musiknya warna-warni bikin mata segar.
Masalahnya kegemaran saya akan girlben-girlbenan ini mengundang hujatan dari berbagai pihak.
Ada yang bilang "kamu ngapain sih dengerin girlband? Emang bisa nyanyi?" Duh... padahal juga belum denger lagunya ya mbak, mas.
Yaudah sih, kalau nggak suka ya nggak usah nonton, nggak usah pakai nyinyir.
Nanti kayak saya lho, dulu suka nyinyirin kepop sekarang jadi hobi nonton video kepop.
Iya.
-____-
Lalu Indomie... kenapa? Saya suka makan Indomie, siapa sih orang Indonesia yang nggak suka Indomie? Bisa dibilang Indomie adalah Nation's Instant Noodle, mie instan nasional. Indomie adalah produk dalam negeri yang sudah memiliki nama besar di kancah internasional.
Kalau ada pilihan makanan pokok kedua, pasti saya milih Indomie. Karena Indomie adalah pilihan utama kala perut lapar dan malas memasak atau mencari lauk dan menanak nasi. Saat flu, pilek melanda... obat paling manjur adalah Indomie rebus cabenya lima.
Orang-orang sekitar saya sudah memperingatkan buat mengurangi Indomie dan mulai banyak makan makanan sehat. Paling nggak Indomienya seminggu sekali lah.
Masalahnya, biar kata orang ‘nggak sehat’, keduanya adalah hal-hal yang paling bikin saya bahagia saat ini.
Makanya, sebagai penghormatan saya menggunakan keduanya untuk mendeskripsikan diri saya di bio instagram: Girl Group Trash dan Indomie Connoisseur.
Girl Group Trash adalah bahasa slang internet. 'Trash' artinya secara literal sampah, digunakan orang-orang yang memang sudah maniak banget sama sesuatu entah itu hobi, komik, artis, grup band, serial TV... pokoknya maniak banget sampai jadi sampah hahaha.
Sementara Indomie Connoisseur artinya ahli kuliner yang punya kekhususan dalam hal Indomie, ya kayak saya ini, karena saking hobinya makan Indomie, mungkin saya sudah cocok jadi connoisseur Indomie. Setaraf William Wongso kali ya. Selain itu saya memakai istilah connoisseur supaya terasa sangat pretensius HAHA.
Begitulah...
Demikian buat rekan-rekan sekalian yang mempertanyakan bio instagram saya, semoga dapat menjawab rasa penasaran anda semua.
Komentar
Posting Komentar