Kemarin ketika bersih bersih rumah, saya menemukan buku cerita favorit ketika saya masih kecil. Buku tersebut adalah kumpulan cerpen Bobo, majalah kesayangan saya jaman bocah. Buku kumpulan cerpen itu begitu istimewa buat saya, menemukannya kembali rasanya seperti menemukan 'harta karun' yang lama terpendam berabad lamanya (lebai). Buku tersebut memuat kumpulan cerpen karya Ny. Widya Suwarna, penulis cerita anak yang karyanya sering dimuat di majalah Bobo.
Membaca kembali beberapa cerpen karya Ny. Widya Suwarna membuat saya kangen. Saya kangen karya karyanya, cerpen anak yang ceritanya sederhana mengenai kehidupan sehari hari namun manis.
Beliau sering menyisipkan pesan moral dalam cerpennya, tentu saja dengan bahasa yang ringan, mudah dicerna anak anak, tanpa harus mendikte, tanpa menggurui. Sayangnya, Ny. Widya Suwarna sekarang sepertinya sudah tidak menulis lagi.
Saya suka iseng numpang baca majalah Bobo terbaru di toko buku. Majalah tersebut sudah banyak berubah, beberapa cergam seperti 'Nirmala', 'Keluarga Bobo', 'Bona dan RongRong', dan 'Paman Kikuk' masih bertahan, namun tidak ada lagi cerpen cerpen manis karangan Ny Widya. Sebenarnya banyak cerpen bagus yang dimuat di dalamnya, tapi menurut saya, tidak ada yang dapat menyamai cerpen Ny Widya.
Beliau sering menyisipkan pesan moral dalam cerpennya, tentu saja dengan bahasa yang ringan, mudah dicerna anak anak, tanpa harus mendikte, tanpa menggurui. Sayangnya, Ny. Widya Suwarna sekarang sepertinya sudah tidak menulis lagi.
Saya suka iseng numpang baca majalah Bobo terbaru di toko buku. Majalah tersebut sudah banyak berubah, beberapa cergam seperti 'Nirmala', 'Keluarga Bobo', 'Bona dan RongRong', dan 'Paman Kikuk' masih bertahan, namun tidak ada lagi cerpen cerpen manis karangan Ny Widya. Sebenarnya banyak cerpen bagus yang dimuat di dalamnya, tapi menurut saya, tidak ada yang dapat menyamai cerpen Ny Widya.
Komentar
Posting Komentar